1.
Jelaskan apa yang menjadi alasan peyalahgunaan
fasilitas teknologi sistem informasi sehingga ada orang atau pihak lain menjadi
terganggu!
Layanan telematika, berdampak positif dan negatif, karena
semakin mudahnya layanan akses telematika tersebut, banyak yang memanfaatkan
celah keamanan di layanan tersebut untuk keperluan pribadi atau kelompok.
Menurut saya, faktor - faktor yang menyebabkan penyalahgunaan layanan
telematika adalah :
·
SDM, Sumber Daya Manusia yang memungkin untuk
mengekploitas layanan telematika tersebut untuk kepentingan pribadi atau
kelompok.Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, pergaulan, konten yang
diakses, keperluan hidup dll. beberapa orang menganggap kegiatan seperti ini
menjadi suatu kepuasan tersendiri bila berhasil melakukan hal tersebut.
·
Peranan Orang Tua, Orang tua disini berlaku
untuk pengguna dibawah umur atau remaja yang masih dalam pengawasan orang tua
dalam mengakses konten digital dari layanan telematika. Bila peranan orang tua
kurang maka penyalahgunaan layanan telematika dari user tersebut sangat
terbuka.
·
Faktor Kepentingan Pribadi / Kelompok. dapat
dilihat dari kasus penyerangan Server SONY yang di retas oleh Oknum Hacker yang
mengatasnamakan GOP dan mengambil berbagai file internal di dalam Server Sony
tersebut dan mempublikasikannya.
2.
Bagaimana cara menanggulangi gangguan-gangguan
yang muncul karena penyalahgunaan fasilitas teknologi sistem informasi?
Jelaskan!
·
Perlunya kesadaran diri untuk tidak menyalahgunakan
fasilitas teknologi sistem informasi, dengan mengikuti penyuluhan / seminar
tentang menggunakan fasilitas teknologi sistem informasi secara positif
dan bermanfaat.
·
Melakukan pengawasan atau memperketat peraturan
penyajian konten – konten yang tersedia.
3.
Sebutkan salah satu kasus yang terjadi berkaitan
dengan penyalahgunaan fasilitas teknologi sistem informasi, beri tanggapan akan
hal tersebut!
FENOMENA MEDIA SOSIAL
Tingginya penggunaan telepon
genggam ataupun smartphone pada anak usia sekolah, secara tidak langsung
meningkatkan pula pemanfaatan media sosial dikalangan anak sekolah ini. Dengan
menggunakan telepon genggam atau smartphone yang mereka miliki, mereka dapat
dengan mudah mengakses aplikasi media sosial yang mereka miliki. Buktinya dalam
hal jumlah pengguna facebook saja, per desember 2013 menurut socialbaker,
Indonesia menduduki peringkat keempat dibawah Amerika, India dan Brazil.
Fenomena ini telah menjadi bahan
penelitian oleh banyak pihak dan menghasilkan beberapa kesimpulan. Dari
beberapa penelitian yang dilakukan terhadap fenomena media sosial ini,
disebutkan bahwa alasan mengapa remaja sangat menggemarinya yang pertama adalah
dengan menggunakan media sosial ini, mereka lebih mendapatkan perhatian dari
masyarakat ataupun mereka yang sebaya. Hasil penelitan yang dilakukan oleh Pew
Research Center Study, Amerika Serikat, menghasilkan fakta bahwa sebagian
remaja melakukan aktifitas berbagi informasi melalui media sosial. Berbagi
informasi ini menjadi kunci mereka untuk mendapatkan perhatian bagi mereka
sendiri. Sebagian dari remaja juga mengeluhkan tentang aktifitas overposting di
media sosial ini. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka juga menjadi
salah satu bagian dari aktifitas tersebut. Kedua adalah remaja cenderung lebih
percaya diri jika bergaul di media sosial daripada di kehidupan bermasyarakat
yang sebenarnya. Hal ini membuat anak-anak dan remaja tertutup dengan orang
disekitarnya dan lebih merasa aman jika melampiaskannya di media sosial. Disisi
lain sikap semacam ini memicu aktifitas meminta pendapat. Pendapat yang
diharapkan bukan saran langsung dari seseorang, melainkan saran melalui teman
di media sosial. Saran disini tidak hanya berupa komentar, namun kadang juga
hanya sekedar like pada postingan mereka di facebook atau sekedar retweet pada
twitter. Dengan banyaknya like ataupunretweet yang mereka dapat
maka makin populer juga mereka diantara yang lainnya. Ketiga adalah satu hal
yang dipacu oleh poin kedua. Dengan populernya mereka di media sosial akan
timbulkah citra dari diri anak-anak dan remaja ini. Mereka berusaha mencetak
citra yang baik akan dirinya melalui media sosial. Namun tentunya citra yang
dihasilkan ini tentunya bukan citra yang sebenarnya. Perlu diingat bahwa pada
sebuah penelitian, penggunaan media sosial biasanya untuk menghindari rasa malu
untuk bersosialisasi secara langsung dengan masyarakat. Bukan berarti jika
citra anak-anak dan remaja baik di media sosial, akan baik pula di realitanya.
Lebih buruknya lagi, regulasi dan
aturan yang ditetapkan oleh penyedia layanan media sosial yang rata-rata
menetapkan usia penggunanya harus berusia lebih dari 17 tahun kerap dilanggar.
Wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa guru SD dan SMP menemukan
bahwa kebanyakan siswa SD dan SMP sudah mahir dan terbiasa menggunakan media
sosial. Meskipun banyak orang yang menganggap hal ini merupakan persoalan yang
wajar, apabila tidak disikap dengan bijak maka media sosial dapat merubah sifat
dan perilaku siswa ke arah yang negatif.
Akibat negatif dari penggunaan
media sosial yang paling banyak menelan korban didunia adalah cyberbullying.
Cyberbullying dapat diartikan sebagai tindangan mengusik, menghina, mengejek,
atau menyudutkan seseorang memalui media teknologi komunikasi (dalam banyak
kasus melalui internet dan jaringan telepon genggam). Anak-anak dan remaja
dapat menjadi korban cyberbullying tanpa terkecuali. Salah satu kasus terkenal
tentang dampak cyberbullying adalah kasus Megan Meier yang bunuh diri karena
di-bully melalui media sosial MySpace. Tidak ada anak ataupun remaja yang
dapat kebal terhadap tindakan ini.
Cyberbullying berbeda dengan
tindakan bully biasa. Hal ini dikarenakan pelaku bully dapat menjadi
apa saja tanda diketahui identitas aslinya (anomim), karena mereka bersembunyi
dibalik teknologi yang digunakan. Pelaku bully juga dapat menjadi sangat liar dalam
aksinya melakukan bully dikarenakan korban tidak bisa memberikan respon secara
langsung kepada pelaku. Selain itu cyberbullying dapat menjadi sebuah virus
karena dapat didistribusikan memalui media internet yang dapat diakses oleh
siapapun. Korbanpun mungkin tidak mengetahui alasan mengapa dia menjadi seorang
korban karena dia tidak mengetahui siapa yang membullynya.
Tanggapan :
Dalam penggunaan media sosial khususnya di kalangan remaja
karena pengguna media sosial di dominasi pada kalangan tersebut, harus
menggunakan media sosial secara bijak dan benar. Tidak dibenarkan apabila media
sosial digunakan remaja untuk membully, mengolok-olok dan lain-lain yang
merugikan orang lain. Saran saya bagi kalangan remaja gunakanlah fasilitas media
sosial untuk memposting yang bermanfaat bagi banyak orang misalkan saja posting
informasi seminar, kegiatan kemasyarakatan, info lalu lintas dan lainnya yang
dapat meningkatkan sistem penunjang keputusan bagi pengguna media sosial
lainnya.