Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 20 April 2015

Tugas 2 Etika Profesionalisme TSI


1.    Jelaskan apa yang menjadi alasan peyalahgunaan fasilitas teknologi sistem informasi sehingga ada orang atau pihak lain menjadi terganggu!
Layanan telematika, berdampak positif dan negatif, karena semakin mudahnya layanan akses telematika tersebut, banyak yang memanfaatkan celah keamanan di layanan tersebut untuk keperluan pribadi atau kelompok. Menurut saya, faktor - faktor yang menyebabkan penyalahgunaan layanan telematika adalah :

·      SDM, Sumber Daya Manusia yang memungkin untuk mengekploitas layanan telematika tersebut  untuk kepentingan pribadi atau kelompok.Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, pergaulan, konten yang diakses, keperluan hidup dll. beberapa orang menganggap kegiatan seperti ini menjadi suatu kepuasan tersendiri bila berhasil melakukan hal tersebut.
·      Peranan Orang Tua, Orang tua disini berlaku untuk pengguna dibawah umur atau remaja yang masih dalam pengawasan orang tua dalam mengakses konten digital dari layanan telematika. Bila peranan orang tua kurang maka penyalahgunaan layanan telematika dari user tersebut sangat terbuka.
·      Faktor Kepentingan Pribadi / Kelompok. dapat dilihat dari kasus penyerangan Server SONY yang di retas oleh Oknum Hacker yang mengatasnamakan GOP dan mengambil berbagai file internal di dalam Server Sony tersebut dan mempublikasikannya.



2.    Bagaimana cara menanggulangi gangguan-gangguan yang muncul karena penyalahgunaan fasilitas teknologi sistem informasi? Jelaskan!
·      Perlunya kesadaran diri untuk tidak menyalahgunakan fasilitas teknologi sistem informasi, dengan mengikuti penyuluhan / seminar tentang menggunakan fasilitas teknologi sistem informasi secara positif dan bermanfaat.
·      Melakukan pengawasan atau memperketat peraturan penyajian konten – konten yang tersedia.

3.    Sebutkan salah satu kasus yang terjadi berkaitan dengan penyalahgunaan fasilitas teknologi sistem informasi, beri tanggapan akan hal tersebut!

FENOMENA MEDIA SOSIAL
Tingginya penggunaan telepon genggam ataupun smartphone pada anak usia sekolah, secara tidak langsung meningkatkan pula pemanfaatan media sosial dikalangan anak sekolah ini. Dengan menggunakan telepon genggam atau smartphone yang mereka miliki, mereka dapat dengan mudah mengakses aplikasi media sosial yang mereka miliki. Buktinya dalam hal jumlah pengguna facebook saja, per desember 2013 menurut socialbaker, Indonesia menduduki peringkat keempat dibawah Amerika, India dan Brazil.
Fenomena ini telah menjadi bahan penelitian oleh banyak pihak dan menghasilkan beberapa kesimpulan. Dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap fenomena media sosial ini, disebutkan bahwa alasan mengapa remaja sangat menggemarinya yang pertama adalah dengan menggunakan media sosial ini, mereka lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat ataupun mereka yang sebaya. Hasil penelitan yang dilakukan oleh Pew Research Center Study, Amerika Serikat, menghasilkan fakta bahwa sebagian remaja melakukan aktifitas berbagi informasi melalui media sosial. Berbagi informasi ini menjadi kunci mereka untuk mendapatkan perhatian bagi mereka sendiri. Sebagian dari remaja juga mengeluhkan tentang aktifitas overposting di media sosial ini. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka juga menjadi salah satu bagian dari aktifitas tersebut. Kedua adalah remaja cenderung lebih percaya diri jika bergaul di media sosial daripada di kehidupan bermasyarakat yang sebenarnya. Hal ini membuat anak-anak dan remaja tertutup dengan orang disekitarnya dan lebih merasa aman jika melampiaskannya di media sosial. Disisi lain sikap semacam ini memicu aktifitas meminta pendapat. Pendapat yang diharapkan bukan saran langsung dari seseorang, melainkan saran melalui teman di media sosial. Saran disini tidak hanya berupa komentar, namun kadang juga hanya sekedar like pada postingan mereka di facebook atau sekedar retweet pada twitter. Dengan banyaknya like ataupunretweet yang mereka dapat maka makin populer juga mereka diantara yang lainnya. Ketiga adalah satu hal yang dipacu oleh poin kedua. Dengan populernya mereka di media sosial akan timbulkah citra dari diri anak-anak dan remaja ini. Mereka berusaha mencetak citra yang baik akan dirinya melalui media sosial. Namun tentunya citra yang dihasilkan ini tentunya bukan citra yang sebenarnya. Perlu diingat bahwa pada sebuah penelitian, penggunaan media sosial biasanya untuk menghindari rasa malu untuk bersosialisasi secara langsung dengan masyarakat. Bukan berarti jika citra anak-anak dan remaja baik di media sosial, akan baik pula di realitanya.
Lebih buruknya lagi, regulasi dan aturan yang ditetapkan oleh penyedia layanan media sosial yang rata-rata menetapkan usia penggunanya harus berusia lebih dari 17 tahun kerap dilanggar. Wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa guru SD dan SMP menemukan bahwa kebanyakan siswa SD dan SMP sudah mahir dan terbiasa menggunakan media sosial. Meskipun banyak orang yang menganggap hal ini merupakan persoalan yang wajar, apabila tidak disikap dengan bijak maka media sosial dapat merubah sifat dan perilaku siswa ke arah yang negatif.
Akibat negatif dari penggunaan media sosial yang paling banyak menelan korban didunia adalah cyberbullying. Cyberbullying dapat diartikan sebagai tindangan mengusik, menghina, mengejek, atau menyudutkan seseorang memalui media teknologi komunikasi (dalam banyak kasus melalui internet dan jaringan telepon genggam). Anak-anak dan remaja dapat menjadi korban cyberbullying tanpa terkecuali. Salah satu kasus terkenal tentang dampak cyberbullying adalah kasus Megan Meier yang bunuh diri karena di-bully melalui media sosial MySpace. Tidak ada anak ataupun remaja yang dapat kebal terhadap tindakan ini.
Cyberbullying berbeda dengan tindakan bully biasa. Hal ini dikarenakan pelaku bully dapat menjadi apa saja tanda diketahui identitas aslinya (anomim), karena mereka bersembunyi dibalik teknologi yang digunakan. Pelaku bully juga dapat menjadi sangat liar dalam aksinya melakukan bully dikarenakan korban tidak bisa memberikan respon secara langsung kepada pelaku. Selain itu cyberbullying dapat menjadi sebuah virus karena dapat didistribusikan memalui media internet yang dapat diakses oleh siapapun. Korbanpun mungkin tidak mengetahui alasan mengapa dia menjadi seorang korban karena dia tidak mengetahui siapa yang membullynya.


Tanggapan :

Dalam penggunaan media sosial khususnya di kalangan remaja karena pengguna media sosial di dominasi pada kalangan tersebut, harus menggunakan media sosial secara bijak dan benar. Tidak dibenarkan apabila media sosial digunakan remaja untuk membully, mengolok-olok dan lain-lain yang merugikan orang lain. Saran saya bagi kalangan remaja gunakanlah fasilitas media sosial untuk memposting yang bermanfaat bagi banyak orang misalkan saja posting informasi seminar, kegiatan kemasyarakatan, info lalu lintas dan lainnya yang dapat meningkatkan sistem penunjang keputusan bagi pengguna media sosial lainnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar